Mengapa Kita Tidak Bersyukur kepada-Nya

Mengapa Kita Tidak Bersyukur kepada-Nya

Saat kita kecil, di masjid kecil yang kemungkinan tempat kita pertama belajar mengaji, selalu diberikan oleh guru kita, begitu nikmat yang diberi Allah demikian besar. Dari wujud badan kita yang prima sampai kekuatan kita untuk dapat belajar. Itu semua ialah anugerah Allah yang perlu disyukuri.

Jika mana tangan kita berperan secara baik, kaki, mata, hidung, mulut, telinga, semua ialah pemberian Allah yang tidak dapat kita balas dengan apapun. Terhitung kehidupan yang kita lalui ialah kemurahan Allah pada makhluk-Nya.

Saat kita ada di lingkungan keluarga yang komplet, dikasih istri atau suami yang selalu menenteramkan hati, dikasih anak-anak yang menyenangkan, dikasih orangtua yang mengasihi kita. Ini semua wujud kasih-sayang Allah pada manusia.

Tetapi kadang kita lupa satu hal. Mengucapkan terima kasih kepada-Nya, mengucapkan syukur pada-Nya. Bahkan juga walaupun sekedar hanya dengan mengucapkan kalimat simpel, “Alhamdulillahirobbil ‘alamiin” kita lupa mengucapkankannya.

Coba sekali saja kita coba tuliskan semuanya yang sudah diberi Allah pada kita. Tentu dan benar-benar tentu, kita akan memerlukan banyak kertas dan banyak tinta untuk menulis semua kemurahan-Nya itu, bahkan juga itu juga cuman yang kita kita mengetahui dan ingat. Belum juga yang kita lupakan atau yang kita tidak sadar jika Allah sudah memberinya ke kita.

Atau kalaulah rupanya Allah tidak memberinya satu hal yang seseorang punyai, misalkan kita dikasih badan yang cacat, buta atau tuli atau pincang, itu semua juga tidak berarti Allah tidak sayang ke kita. Tetapi itu sebetulnya ialah wujud kasih-sayang Allah yang lain.

Allah ingin mengetes kesabaran hamba-Nya. Bila dia bersabar dengan kekurangannya, itu telah sebagai nilai lebih tertentu yang hendak meningkatkan derajatnya dimata Allah.

“Dan sesunggguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah kamu kerjakan“. (QS An Nahl : 96).

Lalu, masih apa boleh kita tidak mengucapkan syukur atas semua nikmat yang Allah beri itu?

LENTERA: “Karena itu, nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan”

Pada hakekatnya, kita dikasih kehidupan di bumi ini untuk dua hal yakni mengucapkan syukur dan bersabar. Bila diterpa bencana kita bersabar apabila dikasih kebaikan kita bersyukur. Karena itu kita telah terhitung dalam kelompok kebaikan.

Dari Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW. bersabda,

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Sabar sendiri adalah program dari rasa sukur kita ke Allah. Dengan bersabar dan coba merenungi arti dibalik ujian, karena itu kita sudah jadi orang yang bersyukur. Karena dibalik tiap bencana dan ujian, ada beberapa kebaikan yang hendak kita peroleh.

Sakit kita mungkin ialah langkah Allah mengusung dosa kita. Kehilangan harta ialah langkah Allah mengingati akan ada hak orang yang lain harus kita tunaikan. Kehilangan salah satunya keluarga bisa mengingati kita jika kita tidak abadi berada di dunia.

Bahkan juga semua wujud bencana ialah wujud kasih-sayang Allah pada kita.

“Karena itu nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan”

Kenalilah jika terburukan yang kita kerjakan tidak kurangi keagungan yang dipunyai Allah dan kebaikan yang kita kerjakanpun tidak akan pernah menambahkan kemuliaan Allah pemilik alam ini. Lantas bagaimanakah kita mengutarakan perasaan sukur kita pada Allah?

Ada tiga langkah yang bisa kita kerjakan untuk mengatakan rasa sukur itu yakni :

  • Mengaku dalam bathin
  • Mengatakannya dengan lisan
  • Memakai nikmat sesuai kehendak pemberi nikmat.

Rasa syukur kita harus menyerap dalam hati, kita rasakan dan mengetahui jika apa yang kita terima ialah betul-betul kemurahan Allah. Kita juga harus mengatakannya dengan lisan kita yakni dengan mengucapkan Hamdalah setiap kita memperoleh kebaikan.

Tidak cuma dianggap dalam hati dan disampaikan dengan lisan, kita harus juga menunjukkan rasa syukur kita dengan amal tindakan. Yakni dengan memakai nikmat Allah itu untuk kebaikan juga.

Kita pakai waktu hidup kita untuk beberapa hal yang berguna, kita pakai harta kita untuk membuat tidak untuk merusak, kita pakai badan kita untuk melaksanakan ibadah ke Allah bukan bermaksiat kepada-Nya dan kita menjadikan dunia ini untuk tingkatkan hubungan kita ke Allah bukan sebagai arah hidup.

Lalu sebetulnya apa yang kita peroleh dari mengucapkan syukur?

“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumatkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim : 7)

Tidak ada satu zarahpun tindakan yang tidak dibalas oleh Allah. Karena itu saat kita mengucapkan syukur atas semua nikmat yang kita terima, karena itu janji Allah ialah menambahkan ni’mat itu. Tetapi untuk yang kufur nikmat pasti ada balasan dari Allah yakni berbentuk hukuman yang pedih.

Ini telah diperlihatkan Allah pada umat-umat sebelumnya supaya itu jadi pelajaran untuk kita. Cerita golongan Nabi Nuh, Nabi Luth, cerita golongan Tsamud, dan ‘Ad. Semua ialah cerita yang perlu kita menjadikan parameter akan balasan dari Allah atas tindakan yang kita kerjakan di dunia ini. Faedah lainnya dari rasa sukur kita ialah bersihkan jiwa kita.

Rasa syukur akan jadikan kita jadi manusia yang rendah tidak tinggi hati dan hati. Karakter penghambaan pada Allah akan menempel makin kuat sebab menganggap apa yang didapatnya di bumi ini ialah dari Allah semata.

Hal yang lain kita peroleh dari rasa syukur ialah menggerakkan jiwa untuk beramal sholeh dan memberdayakan kepuasan dengan baik lewat beberapa hal yang bisa menumbuh bangun kepuasan itu. Kita akan gampang share sama orang yang lain kekurangan.

Ini karena kesadaran kita jika apa yang kita punyai hanya titipan Allah yang perlu kita menjaga yang mungkin Allah mengikutkan hak seseorang untuk kita berikan padanya. Dan ini ialah sebuah peluang yang lain Allah beri pada kita untuk melakukan perbuatan kebaikan.

Dengan begitu rasa syukur kita bawa imbas muamalah kita dengan manusia jalan baik. Membenahi dan memperlancar bermacam-macam hubungan dalam sosial warga, hingga harta dan kekayaan yang dipunyai bisa terlindungi dengan aman.

Subhanallah…

Dari satu perihal simpel, yakni mengucapkan syukur, kita memperoleh beberapa hal yang bahkan bisa saja tidak terpikirkan oleh kita jika kita akan memperolehnya.

Buka kesempatan beramal baik lainnya, Habluminallah dan habluminannas kita jalan dengan imbang, kitapun masih memperoleh luapan pahala dari Allah. Benar-benar Maha Pemurahnya Allah pada makhluk-Nya.

Karena itu silahkan kita menanyakan pada hati kita yang terdalam, pada kejujuran nurani kita yang bersih, pada kepatutan kita sebagai seorang hamba. Masih apa boleh kita tidak mengucapkan syukur kepada-Nya?

 

Mengapa Kita Tidak Bersyukur kepada-Nya

You May Also Like

About the Author: Lenterakecil-NET

Sekedar berbagi inspirasi, motivasi, serta pengetahuan dan informasi melalui internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *