Belajar Dari Sebuah Masjid

Belajar Dari Sebuah Masjid

Kata ‘masjid’ punyai kemiripan akar kata dengan ‘sujud’, yakni dari kata sajada-yasjudu. Masjid memiliki arti tempat bersujud. Sujud sebagai rukun dalam shalat yang menggambarkan kekhusyukan dan ketundukan paling prima pada Allah SWT. Dalam sebuah hadis shahih disebut,  “Posisi seorang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia bersujud,” (HR Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i).

Di kehidupan sosial umat Islam, Masjid tidak hanya terbatas untuk shalat, tetapi pusat aktivitas keagamaan seperti pengajian, evaluasi, ceramah, dan distribusi zakat.

Oleh karenanya, pembangunan Masjid setiap pemukiman warga Muslim benar-benar disarankan. Rasulullah SAW bersabda,

 “Barang siapa membangun masjid sekecil sarang burung (ikhlas) karena Allah SWT, maka Allah membangun untuknya rumah di surga.” (HR At Thabrani dan Al-Bazzar).

Belajar Dari Sebuah Masjid

Ada banyak pelajaran yang bisa kita mengambil dari Masjid.

Ke-1, Masjid mengajarkan keterdisiplinan.

Saat azan didengungkan, kita harus bersegera ke mushola, selanjutnya rapatkan shaf saat sebelum diawalinya shalat, dan ikuti imam dari sejak awalnya sampai akhir. Ini semua melambangkan budaya on time, kerja-sama, dan patuh ke pimpinan.

Ke-2 , Masjid mengajari kebebasan.

Yakni, kebebasan hati di mana golongan Muslimin cuman runduk ke Allah SWT, berdoa kepada-Nya, tanpa menyekutukan-Nya. Firman Allah,

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka, janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya kecuali menyembah Allah.” (QS. Al Jin [72]:18).

Ke-3 , Masjid mengajari persaudaraan.

5 kali dalam satu hari umat Islam sama-sama berjumpa, berjabatan tangan, menautkan hati berdasar kemiripan akidah, dan membicarakan bermacam masalah. Dari sini terbentuk ukhuwah Islamiah.

Ke-4, Masjid mengajarkan kesetaraan.

Tidak ada kesetaraan yang mulia melewati golongan Muslimin di mushola. Orang dewasa duduk dan berdiri bersama dengan remaja dan anak-anak; yang kaya berdekatan sama yang miskin; atasan dari sisi bawahan; golongan elite bersama orang pemula. Semua sama derajatnya, cuman ketakwaan yang membedakaan mereka.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS Al Hujurat [49]:13).

Demikianlah peranan dan peranan masjid dalam pembangunan adab dan psikis golongan Muslimin. Kehadirannya memperantai teror perpecahan dalam ukhuwah dengan menyambung jurang sosial karena ketidaksamaan kelas, ras, suku, affiliate politik, dan lain-lain.

Kesadaran ukhuwah sangat penting ingat modernitas condong ajak semuanya orang berlaku individualis dan egois.

 

Belajar Dari Sebuah Masjid

You May Also Like

About the Author: Lenterakecil-NET

Sekedar berbagi inspirasi, motivasi, serta pengetahuan dan informasi melalui internet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *